Dalam kesempatan kali ini saya akan memaparkan beberapa cara sistem penggajian khususnya dalam usaha bengkel sepeda motor. Karena hal ini terkadang menjadi pertanyaan - pertanyaan yang sering kali dikemukakan oleh mereka yang ingin menjalankan usaha bengkel sepeda motor terutama bagi mereka yang belum mengetahui seluk beluk perbengkelan ataupun informasi tentang dunia otomotif sama sekali.
Besar harapan kami melalui informasi ini semoga dapat memberikan gambaran ataupun informasi ringan khususnya tentang sistem penggajian yang umum dipakai pada setiap level usaha perbengkelan motor, berikut penjelasannya :
1. Sistem persentase
Biasanya sistem penggajian bagi hasil dilakukan oleh bengkel perintisan. Cara ini menerapkan semi kerjasama dimana karyawan ( montir) mendapatkan penghasilan dari hasil kerjanya dalam melayani pasien dengan pembagian yang telah disepakati kedua belah pihak antara pemilik bengkel dan karyawan. Misalnya pembagian yang sering dilakukan di setiap bengkel adalah pembagian hasil 40 : 60 atau 30 : 70 ini artinya dalam setiap pekerjaan melayani sepeda motor pemilik bengkel mendapatkan 60 % dan pegawai atau montir mendapatkan bagian 40% dari jumlah jasa yang dibebankan kepada konsumen. namun, tentunya sistem ini memiliki kelebihan dan kekuranganya diantaranya :
kelebihan
- Pemilik tidak dipusingkan dengan beban gajian pegawai karena pegawai mendapatkan upah dari setiap hasil kerjanya.
- Karena sistem ini cenderung setengah lepas pegawai biasanya pegawai akan membawa kunci - kunci peralatan sendiri, sehingga akan meringankan bagi pemilik toko untuk melengkapi tools atau perkakas perbaikkan motor. Sehingga keuntungan dapat yang diperoleh dapat digunakan untuk melengkapi sparepart.
- mental pegawai akan lebih baik karena besaran upah harian mereka tergantung dari hasil pekerjaanya sendiri. Jika perbaikkanya cukup banyak maka hasilnyapun akan banyak namun, jika sedikit bahkan banyak yang komplein maka penghasilanyapun akan sedikit.
kekurangan
- Pemilik usaha tidak bisa mengatur pekerjaan ataupun mengatur pegawai secara maksimal karena pegawai akan terus merasa bahwa dirinya bukan pemilik utuh perusahaan sehingga pegawai cenderung memiliki sifat yang sulit untuk diatur.
- jika karyawannya lebih dari satu sering kali terjadi permasalahan dikarenakan masalah pekerjaan yang merasa pelanggannya diambil oleh teman sekerjanya sehingga hal ini akan berakibat buruk bagi pelayanan bengkel secara keseluruhan.
- Pegawai sulit diaatur dalam urusan jam kerja terkadang mau masuk ataupun tidak kerja semaunya saja. Seringkali tragisnya pegawai bekerja secara sampingan. Tentu ini akan sangat tidak baik bagi perjalanan perkembangan bengkel.
- Jika pemilik ceroboh ataupun tidak teliti dalam masalah pencatatan jasa dari setiap pekerjaan ini akan berakibat kesalahan fatal bagi keharmosnisan pemilik toko dan karyawan.
- Jika semua fasilitas pekerjaan contohnya kunci - kunci, seragam dan lain - lain diberikan sebagai alat untuk keberlangsungan kerja dari pemilik usaha bengkel kepada karyawanya, seringkali pegawai tidak mau merawat namun, sebenarnya hal itu sangat tergantung kebiasaan ataupun sikap mental posistif karyawanya. Lebih baik diawal perusahaan membuat peraturan secara tertulis mengenai jadwal perawatan peralatan dan kebersihan tempat bekerja.
2. Sistem semi kerjasama
Sistem semi kerjasama ini pemilik memberikan fasilitas berupa tempat dan sarana penunjang lainya kepada pegawai ( montir ) sementara pegawai itu sendiri dibebankan biaya perbulan misalnya 500.000 perbulan diberikan kepada pihak yang memberikan fasilitas. Dalam penentuan biaya ini tentunya pemilik usaha harus benar - benar saling memberikan keuntungan salah satu pihak diusahakan jangan ada yang merasa dirugikan sehingga masing - masing pihak dapat saling pengertian biasanya hal ini harus didiskusikan secara bersama antara kedua belah pihak dan bila perlu dibuat semacam perjanian kerjasama hitam diatas putih. Hal ini untuk menjaga kedua belah pihak agar tidak salah paham dan masing masing pihak terikat dengan satu aturan yang telah disepakati bersama. Dalam sistem ini pemilik usaha lepas dari pemberian upah kepada pegawai karena setiap pekerjaan dari jasa yang dilakukan pegawai terhadap pasien 100% hak miilik pekerja. Sedangkan pemilik usaha itu sendiri mendapatkan hasil dari biaya sewa tempat pegawai dan keuntungan dari setiap penjualan sparepart. Untuk hal lain tentunya masalah limbah sparepart, oli, kardus, botol oli tentunya tergantung dari kebijakan pemilik.
Jika sang pemilik merasa sangat membutuhkan kehadiran dan jasanya alangkah baiknya jika setiap penjualan limbah ini pegawai juga mendapatkan hasil penjualannya karena hal ini akan menambah rasa memiliki dan tanggung jawab pegawai. Adapun besaranya itu tergantung kebijakan pemilik seperti 50 : 50 , 40 : 60 ataupun 30 : 70 dari penjualan total limbah.
Keuntungan dan kelebihan sistem ini tentu tidak jauh dengan sistem presentasi karena pada prinsipnya pegawai merasa bukan pekerja tetap dan merasa kerjasama sehingga merasa memiliki hak dan tanggung jawab yang sama. sehingga perusahaan tidak bisa 100% menguasai haknya terhadap pekerja.
3. Sistem upah harian
Sistem upah harian ini umumnya banyak dilakukan oleh bengkel - bengkel yang sudah mulai mapan dari segi penghasilanya karena tentunya sistem ini akan lebih memudahkan pemilik usaha dalam mengatur para pegawainya ataupun dalam memanajemen usaha secara keseluruhan. Pemilik usaha dapat dengan mudah membuat aturan sesuai dengan keinginanya tentunya dengan selalu mengindahkan hak dan kewajiban pekerja.
Berdasarkan pengalaman saya selama belasan tahun tentu sistem ini bukanlah tanpa beban justru semua beban berada di pundak pemilik karena pemiliik usaha setiap hari mesti ekstra kerja untuk memastikan setiap pekerjaan para pekerjanya, melayani konsumen termasuk menerima komplain dari pelanggan, dan membayar setiap gajian karyawan dan resiko - resiko lain yang dapat dihitung ataupun diluar perhitungan.
Sistem penggajian harian ini tentu besaranya setiap bengkel berbeda - beda karena hal ini sangat berkaitan erat dengan skill karyawan serta kebijaksanaan pemilik. Misalnya dalam pemberian upah dalam satu buah bengkel yang didalamnya misal ada 4 orang mekanik akan berbeda - beda besaran upah hariannya. Hali ini dikarenakan pemilik membuat patokan pemberian upah 100.000 bagi mereka yang sudah memiliki skill yang tingkat tinggi dan mahir dalam melaksanakan berbagai skill teknik - teknik pekerjaan motor misalnya dapat melakukan service motor berbagai meerk motor dengan baik, mengelas, mampu dalam pengecetan, stel velg dll. Sedangkan untuk yang kemamapuan sedang upah hariannya kisaran 60.000 dan 70.000 per harinya. Upah harian ini biasanya diberikan setiap seminggu sekali contohnya di hari sabtu. Untuk sampingan pendapatan pekerja biasanya diperoleh dari penjualan dari setiap limbah sparepart dan lain - lain. Tentunya berapa kisarannya tergantung dari pemiliik usaha dan sisanya untuk pemilik sebagai biaya penutup resiko kunci - kunci ataupun fasilitas lain yang memerlukan perawatan secara berkala.
4. Siatem upah gaji awal
Sistem ini sangat cocok dipakai bagi mereka yang baru awal merintis dengan orinsip berbagi kepada karyawan pertamanya yang tentunya mereka belum memiliki kepastian penghasilan dari pengorbanan waktu yang diberikan kepada pemilik usaha karena mungkin toko masih belum banyak dikenal untuk menjembatani hal ini tentunya pemilik usaha memberikan upah harian 20.000 walau tentu hanya sekedar untuk makan harian diberikan kepada karyawan namun, sebagai upah pokonya tentu pemilik dan pekerja membuat kesepakatan pembagian hasil dari setiap jasa contohnya bisa 40 : 60, 30 : 70 antara pemilik dan pekerja. Biasanya hal ini dapat memberikan efek positif bagi karyawan.Hal - hal lain yang mungkin dapat membuat kedua belah pihak saling menguntungkan dapat dilakukan seiring waktu secara bersama -sama. Jadi garis besarnya dalam sistem ini pegawai dapat upah dari pemberian perusahaan 20.000 sehari dan ongkos jasa dari setiap perbaikkan motor setelah dibagi dengan pemilik usaha.
5. Sistem gaji
Sistem gaji ini biasanya diterapkan pada perbengkelan yang sudah memiliki manajemen handal biasanya sistem gajian ini digunakan oleh beberapa bengkel resmi para pemegang merek motor seperti AHASS dari HONDA, SUZUKI, YAMAHA dan KAWASAKI atau tidak menutup kemungkinan bisa juga dari sebuah bengkel umum menerapkan sistem gaji secara baik.
Sistem gaji ini umumnya terdiri dari beberapa unsur :
- Gaji pokok bulanan yang telah di tentukan perusahaan
- Uang makan dan transportasi
- Tunjangan kesehatan
- Tunjagan asuransi
- Tunjangan hari raya
- Bonus prestasi
Sebagai gambaranya jika perusahaan menerapkan gaji secara UMR maka perusahaan akan memberikan gaji bulanan tetap sekitar 2.500.000, uang makan dan transportasi sebesar 50000 setiap hari, tunjangan assuransi 25.000 sebulan,, tunjangan hari raya sebesar 1 kali gaji sebulan diberikan setiap pasca hari raya ( 1 tahun sekali ) serta bonus prestasi yang besarnya tergantung kebijakan perusahaan diberikan tidak tentu tergantung momen dan situasi maka, dengann ini saya kira Anda sendiri dapat mengira - ngira berapa gaji para pekerja di bengkel resmi.
Nah, demikian penjelasan dari saya mengenai sistem penggajian di perusahaan perbengkelan sepeda motor semoga dapat memberikan wawasan baru kepada Anda dan semoga saja cita - cita Anda akan membuka bengkel sepeda motor dapat diwujudkan...
Jika Menurut Anda ada manfaatnya bagi yang lain tentu saya lebih senang jika Anda membagikan postingan ini kepada yang lain barangkali ada yang sama membutuhkan informasi sederhana ini
Thank you, buat informasi ini, sangat bermanfaat bagi saya yang mau rencana buka usaha bengkel motor dan jual sparepart motor dia awal bulan maret tahun ini di Timor Leste.
ReplyDelete��
Untuk memulai usaha bengkel, langkah2 apa saja yg harus dilakukan ???
ReplyDeleteKemudian, bagaiman saya bisa mendapatkan suplier sparepart motor ?
Saya supplier sparepart motor dan variasi. Bisa hub saya di 082234565582 atau shopee Kios Motor
ReplyDeleteLokasi dimana ka
DeleteSaya buka bengkel motor di cikarang. Boleh yg mau ramein 😁
ReplyDeleteThangkyou
ReplyDelete